Sabtu, 07 Januari 2023

Inilah Kegunaan Dari Minyak Kelapa Sawit! Dari Kue Hingga Kosmetik

Minyak kelapa sawit adalah yang paling serbaguna dari semua minyak nabati. Minyak ini dapat disuling menjadi berbagai produk dengan karakteristik fisik, titik leleh, dan tekstur yang berbeda. Daftar tersebut mencakup makanan, kosmetik, biofuel, obat-obatan, dan suplemen pakan ternak.

Minyak ini paling sering digunakan dalam berbagai jenis kue, seperti kue basah dan cookies. Margarin juga merupakan bentuk olahan lain dari minyak sawit. Satu hal yang mungkin belum banyak diketahui orang adalah minyak sawit juga merupakan salah satu bahan dasar pembuatan kosmetik seperti lipstik. Kandungan antioksidannya yang kaya (yang mengurangi tanda-tanda penuaan) membuat minyak sawit menjadi pilihan yang baik untuk industri kosmetik. Tak hanya itu, gliserin dari minyak sawit dapat digunakan untuk membuat produk farmasi, khususnya obat batuk dan produk perawatan mulut. Bahan serbaguna ini juga bisa digunakan untuk membuat suplemen pakan ternak.

Minyak sawit mentah (CPO) sering digunakan sebagai biofuel, yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Singkatnya, inilah bahan-bahan yang memberikan hasil maksimal, dengan sedikit atau tanpa residu yang tidak terpakai. Dan itu berarti limbah minimum.

Baca Lebih Lanjut...

Apakah Produksi Minyak Sawit Akan Terus Meningkat?

Semakin banyak orang yang beralih ke pola makan nabati yang lebih sehat, permintaan akan minyak nabati, seperti minyak sawit, juga diperkirakan akan meningkat.

Menurut Oil World, produksi empat minyak nabati (minyak sawit, minyak bunga matahari, minyak kedelai, dan minyak rapeseed) diperkirakan akan meningkat sekitar tujuh juta ton pada tahun 2022.

Peningkatan produksi minyak sawit tidak harus berdampak negatif pada planet atau umat manusia. Otoritas Indonesia, serta pelanggan di seluruh dunia, semakin menuntut agar minyak sawit diproduksi secara berkelanjutan dan dapat dilacak ke perkebunan. Dengan berfokus pada bagaimana kelapa sawit ditanam, hal ini lebih lanjut mempromosikan praktik pertanian terbaik yang menghasilkan hasil lebih tinggi per hektar produktivitas. Hal ini memungkinkan petani menanam lebih banyak di lahan yang sama, yang berimplikasi pada perlindungan hutan yang lebih baik, karena tidak ada lahan baru yang perlu dibuka. Meningkatnya kebutuhan akan produksi kelapa sawit yang transparan tidak hanya berdampak positif pada praktik pertanian/perkebunan global, tetapi pelanggan juga dapat mempelajari manfaat nyata dari komoditas sederhana ini.

Jumat, 06 Januari 2023

Daerah Yang Bagus Untuk Menanam Kelapa Sawit


Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis lembab (12o S – 12o S) dengan tipe iklim Af dan Am (Koppen) dan A, B dan C (Schmidt dan Ferguson) dengan ketinggian 0 sampai 600 m. Pengembangan kelapa sawit di dataran tinggi (> 600 m dpl) tidak dianjurkan karena kondisi iklim yang tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Tidak dianjurkan bukan berarti tanaman kelapa sawit tidak bisa tumbuh di ketinggian tersebut. Tanaman kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berkembang, namun untuk memperoleh produktivitas yang optimal diperlukan pengelolaan teknis budidaya yang tepat dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Dilihat dari segi agroklimat, faktor pembatas perkembangan kelapa sawit di dataran tinggi adalah sebagai berikut;

Suhu udara < 18oC (faktor utama).
Waktu pemaparan ≤ 5 jam/hari.
CH > 2500 mm/tahun.
kelembaban tinggi

Namun sejak tahun 1996, dari peningkatan suhu di dataran tinggi, survei dan studi khusus, untuk lokasi tertentu (walaupun dengan mempertimbangkan kondisi agroklimat dan lingkungan tanah) dapat merekomendasikan tanaman kelapa sawit hingga ketinggian 850 m dpl. permukaan laut. Tanaman kelapa sawit hanya dapat tumbuh optimal pada suhu minimal 18oC. Penanaman kelapa sawit pada ketinggian > 600 m dpl dikhawatirkan akan meningkatkan kemungkinan kelapa sawit terkena suhu dingin (< 18oC). Selain itu, dataran tinggi cenderung memiliki CH yang cukup tinggi. Hal ini tentunya berdampak pada tutupan awan yang semakin tinggi sehingga durasi penyinaran menjadi ≤ 5 jam/hari. Selain itu, kelembaban relatif (RH) yang tinggi tentunya akan meningkatkan kemungkinan serangan hama terutama busuk buah akibat Marasmius sp.

Tips Pengendalian Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit


Serangan hama dan penyakit pada tanaman tidak dapat dihindari. Pada tingkat yang lebih serius, serangan ini menyebabkan tanaman membusuk dan akhirnya musnah. Pada tanaman kelapa sawit sendiri, serangan hama dan penyakit ini dapat menurunkan produktivitas. Tentu hal ini sangat kita hindari. Tetapi itu tidak berarti itu adalah sesuatu yang tidak dapat Anda kendalikan. Sebelum melakukan manipulasi untuk mengatasi hama dan penyakit, terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi apa saja ancaman dan gangguan terhadap perkebunan serta cara penanggulangannya. Lihat penjelasan di bawah ini.

Hama kumbang

Kumbang tanduk atau yang biasa dikenal dengan Oryctes rhinoceros merupakan hama utama pada perkebunan kelapa sawit dan paling sering menyerang tanaman yang baru berumur 2,5 tahun dan perkebunan kelapa sawit (TBM) yang belum menghasilkan. Namun hama ini juga menyerang tanaman dewasa (TM) dan dapat menurunkan hasil panen hingga 60% pada panen pertama.

Di areal replanting, serangan kumbang tanduk relatif tinggi. Hal ini dipicu oleh tidak tersedianya habitat yang cocok untuk perkembangbiakan kumbang tanduk, sehingga tanaman kelapa sawit tidak tumbuh maksimal karena sebagian besar tanaman pasti akan terserang hama kumbang tanduk. Daya rusak yang dihasilkan hama ini berpotensi menunda produksi tanaman hingga satu tahun, bahkan mematikan tanaman muda hingga 25%.

Hama ulat

Ulat merupakan salah satu hama dan musuh utama yang banyak ditakuti di perkebunan kelapa sawit, karena ulat ini memiliki pengaruh yang sangat merugikan bagi tanaman kelapa sawit.

Ulat ini hidup berkelompok, memakan daun dari ujung hingga pangkal daun hingga habis dan hanya menyisakan tulang atau batang daunnya saja. Pada kondisi yang sangat parah, tanaman akan kehilangan hingga 50% - 90% daunnya dan pohon akan mengering seperti mati terbakar. Anak daun di ujung pelepah merupakan bagian yang paling disukai hama ini.

Ulat ini dikenal sangat rakus, dalam sehari bisa memakan hingga 300 hingga 500 cm daun lontar. Saya tidak bisa membayangkan jika ada 5 ulat api pada sebuah pohon, pasti semua daun lontar akan hilang dalam sekejap. Jadi jangan tunda lagi untuk mengendalikan hama ulat ini jika ingin selamatkan perkebunan sawit anda.

Busuk batang

Penyakit yang menjadi salah satu kendala produksi kelapa sawit di Indonesia dan banyak ditakuti para pekebun karena dapat menyebabkan tanaman cepat mati. Penyebab penyakit ini adalah sejenis jamur yang disebut jamur Ganoderma, dimana penyebaran patogen tersebut dibantu oleh angin, air dan kotoran ternak di area kebun. Penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman tua, tetapi juga tanaman muda.

Ganoderma merupakan momok yang menakutkan di dunia kelapa sawit, para tukang kebun akan resah jika penyakit ini sudah menyerang tanamannya. Betapa tidak, setelah terinfeksi jamur Ganoderma, selain produksi Tandan Buah Segar (TBS) menurun drastis, pembentukan bunga dan buah berkurang dan dalam 6 sampai 12 bulan pohon akan mati total dan meninggalkan Ganoderma. inokula disiapkan untuk menyerang yang sehat. telapak tangan mengelilinginya dalam waktu singkat radius 200 meter.

hama busuk batang

Pohon itu tumbang karena terjangkit Ganoderma

Ini adalah beberapa ancaman yang dapat kita temukan. Bukan tidak bisa diatasi, tapi tergantung bagaimana kita mengelola dan menerapkan tata kelola perkebunan yang baik agar angka kerugian akibat serangan hama dan penyakit bisa teratasi.

Beberapa cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit di atas adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan bibit berkualitas.
  • Pemeliharaan/pemeliharaan kebun sesuai dengan peraturan penanaman.
  • Pemberian pupuk yang tepat sasaran, dapat diserap secara maksimal oleh pohon dan tidak merusak tanah, serta membantu perkembangan mikroorganisme tanah seperti yang dilakukan PKT (Teknologi Kunci Perkebunan) dalam formulasinya. pupuk MOAF® yang sangat menguntungkan. untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman kelapa.
  • Aplikasi pengendali hayati CHIPS® sebagai vaksin Ganoderma bersifat ramah lingkungan dan bekerja menekan laju perkembangan berbagai penyakit pada tanaman kelapa sawit, sehingga tanaman kelapa sawit tetap sehat dan berproduksi secara optimal.

Kamis, 05 Januari 2023

Pemilihan Bibit Kelapa Sawit Menuju Hasil yang Memuaskan

Melihat bisnis paling cemerlang di bidang perkebunan kelapa sawit. Peredaran ilegal benih kelapa sawit sangat bebas diperjualbelikan di masyarakat, yaitu benih yang tidak memenuhi syarat legalitas yang diproduksi oleh orang yang tidak memiliki izin pemerintah dan tidak memenuhi proses sertifikasi. Sebagai masyarakat atau orang awam, Anda perlu mengetahui jenis-jenis bibit yang baik untuk ditanam dan menghasilkan produksi yang memuaskan. Ciri-ciri benih asli adalah:


1. Kecambah melalui proses hibridisasi

2. Tingkat kematian wabah rendah

3. Pertumbuhan benih yang seragam

4. Ada sertifikat benih, ada tanda pabrikan

5. Tekstur permukaan biji terasa halus

6. Bentuk pucuk normal berwarna putih

7. Bentuk daun anak mengembang dan tidak berkerut

8. Kondisi cangkang biji kelapa sawit berwarna hitam pekat

9. Panjang akar tidak melebihi 2-3 cm

Kesalahan dalam pemilihan bibit akan berdampak fatal yang akan berdampak panjang hingga 20-30 tahun. Pemilihan bibit dan perlakuan sangat mempengaruhi buah yang dihasilkan.

Guys, kalau mau investasi kelapa sawit jangan salah pilih bibit. Pilih bibit berkualitas yang dijamin unggul.

Cari Bibit Unggul Disini

Hama dan Penyakit Pada Kelapa Sawit Serta Cara Mengatasinya


Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan unggulan yang menjadi sumber devisa negara non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditas minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia mendorong pemerintah Indonesia untuk menggairahkan pengembangan ekspor minyak sawit.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit terutama dibangun di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Irian Jaya. Komoditas kelapa sawit dengan produk primer Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan Kernel Palm Oil (KPO) berperan penting dalam perekonomian nasional, memberikan kontribusi terhadap perolehan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 20 triliun rupiah setiap tahunnya. dan cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, komoditas kelapa sawit menyerap banyak tenaga kerja dan berperan penting dalam mendorong tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di daerah berkembang.

Perkembangan produktivitas kelapa sawit di Indonesia selama periode 2000-2011 menunjukkan pola yang agak fluktuatif. Produktivitas kelapa sawit tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 3.619 kg/ha, namun kembali menurun pada tahun berikutnya. Pada tahun 2011, produktivitas kelapa sawit adalah 3.450 kg/ha.

Sejalan dengan perkembangan dan perluasan areal perkebunan yang semakin berkembang, petani seringkali menghadapi berbagai hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit. Hama dan penyakit ini dapat dilihat melalui gejala fisik yang muncul pada tanaman, apabila tidak segera dikendalikan dapat menyebabkan rendahnya perkembangan dan produktivitas tanaman kelapa sawit.

Pada perkebunan kelapa sawit terdapat hama yang menyerang tanaman kelapa sawit seperti tungau, ulat setora, nematoda, kumbang Oryctes rhinoceros dan penggerek buah.

1. Tungau

Tungau yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah tungau merah (Oligonychus). Bagian yang diserang adalah daunnya. Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup di sepanjang tulang daun sambil menghisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi warna kecoklatan cerah. Hama ini tumbuh dengan cepat dan berbahaya pada kondisi cuaca kering saat musim kemarau. Gangguan tungau di persemaian dapat menyebabkan kerusakan bibit. Pengendalian tungau merah ini dapat dilakukan dengan cara disemprotkan dengan akarisida yang berbahan aktif tetradione 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC) yang disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.

2. Ulat api (Setora nitens)

Telur diletakkan dalam barisan 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun bagian bawah, biasanya pada pelepah daun 16-17. Ngengat betina dapat menghasilkan 300-400 butir telur seumur hidupnya. Telur menetas setelah 4-7 hari. Telurnya rata dan berwarna kuning muda. Larva S. nitens berwarna hijau kekuningan, panjang hingga 40 mm, memiliki 2 kelompok rambut kasar di kepala dan dua di ekor. Kepompong berada di dalam kepompong yang terbuat dari air liur larva, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat tua, terletak di permukaan tanah sekitar piringan atau di bawah pangkal batang kelapa sawit. Tahap kepompong berkisar antara 17 hingga 27 hari. Ngengat jantan berukuran 35 mm dan betina sedikit lebih besar. Sayap depan berwarna coklat dengan garis-garis yang lebih gelap. Ngengat tersebut aktif pada waktu senja dan malam hari, sedangkan pada siang hari bertengger di atas daun-daun tua atau tumpukan daun yang sudah dibuang terbalik. Ulat muda biasanya bergerombol di sekitar tempat bertelur dan menggaruk daun mulai dari permukaan bawah daun kelapa sawit dan meninggalkan kulit ari daun bagian atas. Bekas serangan terlihat jelas berupa jendela-jendela memanjang pada helaian daun, sehingga pada akhirnya daun yang terserang berat akan mati kering seperti bekas terbakar. Mulai dari instar ke-3, ulat biasanya memakan semua daun dan hanya daun batangnya saja dan sering disebut gejala melidi. Gejala ini dimulai pada daun bagian bawah. Dalam kondisi parah, tanaman akan kehilangan sekitar 90% daunnya. Pada tahun pertama setelah serangan, produksi dapat berkurang sekitar 69% dan sekitar 27% pada tahun kedua. Ambang batas ekonomis hama ulat bulu S. asigna dan S. nitens pada tanaman kelapa sawit rata-rata 5 - 10 pelepah untuk tanaman berumur tujuh tahun ke atas dan lima larva untuk tanaman yang lebih muda.

Beberapa teknik pengendalian ulat api yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

- Kontrol mekanis, yaitu mengumpulkan ulat atau kepompong di lapangan dan kemudian memusnahkannya.

- Pengendalian hayati, dilakukan dengan:

- penggunaan parasitoid larva seperti Trichogramma sp dan predator seperti Eocanthecona sp

- Penggunaan virus seperti Granulosis Baculovirus, MNPV (Multiple Nucleo Polyhedro Virus)

-Penggunaan jamur Bacillus thuringiensis

- Penggunaan insektisida, dilakukan dengan cara:

- Penyemprotan dilakukan pada tanaman berumur 2,5 tahun dengan cara penyemprotan manual, sedangkan tanaman berumur lebih dari 5 tahun disemprot dengan mesin penyemprot.

- Pengasapan udara dilakukan jika, dalam kondisi tertentu, area yang terkena dampak telah meluas hingga mencakup area dengan topografi yang berbeda

3. Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus

Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit. Serangan nematoda Rhadinaphelenchus cocopilus menimbulkan gejala berupa daun muda yang akan membuka dan menggulung serta tumbuh vertikal. Selain itu, daun menguning dan kering. Tandan bunga membusuk dan tidak terbuka, sehingga tidak berbuah.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah meracuni tanaman yang terinfeksi dengan natrium arsenit. Untuk membasmi sumber penularan, setelah dilakukan pembongkaran dan pembakaran tanaman mati atau kering.

4. Kumbang badak Oryctes

Serangan hama ini cukup berbahaya jika terjadi pada tanaman muda, karena jika sampai pada titik tumbuh menyebabkan busuk dan menyebabkan kematian.

Pengendalian kumbang ini dilakukan dengan menjaga kebersihan taman terutama di sekitar tanaman. Sampah dan pohon mati dibakar, sehingga larva hama mati. Pengendalian hayati menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.

Rabu, 04 Januari 2023

Manfaat Dari Minyak Kelapa Sawit


Tidak perlu diragukan lagi manfaat kesehatan dari minyak kelapa sawit. Jenis tanaman ini dikenal baik un
tuk menjaga kesehatan otak. Meski begitu, penggunaan dan konsumsinya juga harus diperhitungkan, mengingat risiko yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.

Minyak kelapa sawit umumnya diolah menjadi minyak goreng. Karena harganya yang terjangkau, minyak sawit seringkali menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak hanya dapat diolah menjadi minyak, minyak sawit juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, sabun, pasta gigi, lilin, pelumas dan tinta.

Selain mengandung lemak, baik lemak jenuh maupun lemak tak jenuh, minyak sawit juga mengandung beberapa vitamin, seperti vitamin A dan vitamin E. Kandungan antioksidannya juga diketahui memiliki potensi yang besar.

Berbagai manfaat minyak sawit

Berkat kandungan nutrisinya, ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan dari minyak kelapa sawit:

1. Menangkal efek radikal bebas

Kandungan antioksidan yang tinggi pada minyak sawit menjadikan tanaman ini baik dikonsumsi untuk menangkal efek radikal bebas berlebih yang berisiko merusak sel tubuh dan memicu berbagai penyakit.

2. Memperkuat imunitas tubuh

Selain melindungi tubuh dari paparan radikal bebas, vitamin E yang terkandung dalam minyak sawit juga dikenal mampu memperkuat imunitas tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang kuat, Anda juga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh berbagai jenis patogen, seperti kuman dan virus.

3. Menjaga kesehatan otak

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kelapa sawit mengandung tocotrienols, yaitu sejenis vitamin E yang berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Tidak hanya mengurangi risiko demensia dan stroke, tocotrienol yang terkandung dalam minyak sawit juga dapat mencegah pertumbuhan tumor otak.

Baca Selengkapnya...

Selasa, 03 Januari 2023

Minyak Alami Dari Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit secara alami berwarna kemerahan karena kandungan karotennya yang tinggi, termasuk alfa-karoten, beta-karoten, dan likopen, nutrisi yang sama yang memberi warna merah pada tomat, wortel, dan buah serta sayuran lainnya.

Minyak sawit murni mengandung setidaknya 10 jenis karoten, bersama dengan tokoferol dan tokotrienol (anggota keluarga vitamin E), pitosterol, dan glikolipid. Dalam sebuah penelitian pada hewan tahun 2007, para peneliti di Afrika Selatan memberikan minyak sawit merah kepada tikus dan menemukan bahwa terjadi penurunan aktivitas fosforilasi di jantung tikus yang sebelumnya menjalani diet kolesterol tinggi.

Pada tahun 1990-an, minyak sawit murni dikemas dan dipasarkan sebagai minyak goreng dan sebagai bahan campuran mayones dan minyak salad. Antioksidan dalam minyak sawit murni seperti tokotrienol dan karoten memiliki manfaat kesehatan. Sebuah studi tahun 2009 menguji tingkat emisi akrolein, senyawa berbahaya dan tidak berbau yang dihasilkan dari penguraian gliserol dalam proses penggorengan kentang. Minyak yang diuji meliputi minyak sawit murni, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari. Emisi akrolein tertinggi terdapat pada minyak bunga matahari dibandingkan minyak sawit dan minyak zaitun. WHO menetapkan batas konsumsi akrolein untuk manusia sebesar 7,5 miligram per hari per kilogram berat badan. Akrolein terdapat dalam berbagai makanan yang digoreng dengan minyak, seperti kentang goreng, meski kadarnya hanya beberapa mikrogram. Satu studi menyimpulkan bahwa risiko kesehatan akrolein dalam makanan dapat diabaikan karena kadarnya sangat kecil. Baca Selengkapnya...

KAPUR DOLOMIT, Manfaat Serta Kegunaanya Untuk Kelapa Sawit

Dolomit adalah mineral yang mengandung kalsium (CaO) dan magnesium (Mg). Pupuk dolomit merupakan pupuk yang mengandung mineral dolomit. Tuju...