Minyak kelapa sawit secara alami berwarna kemerahan karena kandungan karotennya yang tinggi, termasuk alfa-karoten, beta-karoten, dan likopen, nutrisi yang sama yang memberi warna merah pada tomat, wortel, dan buah serta sayuran lainnya.
Minyak sawit murni mengandung setidaknya 10 jenis karoten, bersama dengan tokoferol dan tokotrienol (anggota keluarga vitamin E), pitosterol, dan glikolipid. Dalam sebuah penelitian pada hewan tahun 2007, para peneliti di Afrika Selatan memberikan minyak sawit merah kepada tikus dan menemukan bahwa terjadi penurunan aktivitas fosforilasi di jantung tikus yang sebelumnya menjalani diet kolesterol tinggi.
Pada tahun 1990-an, minyak sawit murni dikemas dan dipasarkan sebagai minyak goreng dan sebagai bahan campuran mayones dan minyak salad. Antioksidan dalam minyak sawit murni seperti tokotrienol dan karoten memiliki manfaat kesehatan. Sebuah studi tahun 2009 menguji tingkat emisi akrolein, senyawa berbahaya dan tidak berbau yang dihasilkan dari penguraian gliserol dalam proses penggorengan kentang. Minyak yang diuji meliputi minyak sawit murni, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari. Emisi akrolein tertinggi terdapat pada minyak bunga matahari dibandingkan minyak sawit dan minyak zaitun. WHO menetapkan batas konsumsi akrolein untuk manusia sebesar 7,5 miligram per hari per kilogram berat badan. Akrolein terdapat dalam berbagai makanan yang digoreng dengan minyak, seperti kentang goreng, meski kadarnya hanya beberapa mikrogram. Satu studi menyimpulkan bahwa risiko kesehatan akrolein dalam makanan dapat diabaikan karena kadarnya sangat kecil. Baca Selengkapnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar