Beberapa pupuk yang banyak dijual adalah pupuk NPK majemuk atau pupuk tunggal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah relatif hanya bertahan 60-80 hari (2-2,5 bulan) setelah pemupukan hari “H”. Namun, beberapa pupuk tunggal seperti urea atau kalium klorida hanya dapat bertahan 30 hari di dalam tanah. Diserap tanaman, ada yang tersapu, ada yang tererosi (runoff), terinfiltrasi (dalam pori-pori tanah), menguap dan terikat dalam tanah oleh unsur-unsur antagonis. Oleh karena itu, tingkat efisiensi pemupukan perkebunan kelapa sawit hanya sekitar 40-60%. Artinya, misalnya dari 1 kg pupuk yang kita masukkan ke dalam tanah, hanya 0,4-0,6 kg yang terserap tanaman, sisanya seperti yang saya sebutkan tadi. Pemupukan sama sekali dan jangan berharap produksi TBS menutupi biaya produksi. Artinya, misalnya dari 1 kg pupuk yang kita masukkan ke dalam tanah, hanya 0,4-0,6 kg yang terserap tanaman, sisanya seperti yang saya sebutkan tadi. Diketahui 1 tahun adalah 12 bulan, jika memperhitungkan tingkat ketersediaan pupuk dalam tanah setelah hari “D” dan kemampuan tanaman menyimpan cadangan makanan (fotosintesis) dalam jaringan tanaman kelapa sawit rata-rata 1 -1,5 bulan (dalam kondisi pertumbuhan normal) . Kemudian pemupukan dilakukan secara bergilir setiap 4 bulan sekali atau 3 kali dalam setahun, agar tidak terjadi celah pemupukan pada tanah dan jaringan tanaman selama 12 bulan tersebut. Namun dengan perkembangan teknologi pupuk kimia saat ini, produsen memiliki bahan pengikat campuran sehingga pupuk yang dihasilkan sedikit lebih lama terurai (slow release) di dalam tanah. Biasanya jenis pupuk slow release ini disebutkan dalam kemasan karung, namun harganya lebih mahal dibandingkan pupuk tanpa bahan pengikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar